Rabu, 08 April 2020

HARI SUCI SARASWATI


 
HARI SUCI SARASWATI
 (Memaknai Hari Saraswati) 
 
Oleh: I Wayan Putu Januartawa, S.Pd.
 
Om Swastyastu
Om Awighnam astu Namasiwa Budhaya.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam Agama Weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan. Dalam aliran Wedanta, Saraswati di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan sakti dari Brahman.
Sebagaimana pada zaman lampau, ia adalah dewi yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni. Para penganut ajaran Wedanta meyakini, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan seni, adalah salah satu jalan untuk mencapai moksa, pembebasan dari kelahiran kembali. Dewi Saraswati digambarkan sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesahajaan. Saraswati dapat digambarkan duduk atau berdiri di atas bunga teratai, dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci darinya, yang mana semua itu merupakan simbol dari kebenaran sejati.

II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hari Raya Saraswati
Kata Saraswati adalah sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok dewi ilmu pengetahuan. Kata Saraswati itu terdiri secara etimologi berasal dari kata 'saras' dan 'wati'. Kata "saras" yang juga berasal dari urat kata Sansekerta "sr" memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir. Sedangkan kata "wati" berarti yang memiliki. Jadi definisi Saraswati adalah sesuatu yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus air kehidupan dan ilmu pengetahuan. Dewi Saraswati merupakan sakti dari Dewa Brahma.
Hari raya Saraswati dirayakan setiap enam bulan (210 hari). sekali yaitu pada hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung. Dewi Saraswati merupakan simbolistis dari kekuatan Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam menciptakan/menurunkan ilmu pengetahuan. Kekuatan Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam manifestasinya dilambangkan dengan seorang dewi yang cantik bertangan empat dengan memegang alat musik, genitri, pustaka suci, serta bunga teratai.
1.      Wanita cantik merupakan simbol dari kekuatan yang indah, menarik, lemah lembut dan mulia. Wanita yang mempunyai ciri-ciri tersebut merupakan dambaan/idola setiap orang. Disini ada semacam proses keinginan untuk mengadakan pendekatan secara utuh. Pendekatan ini merupakan pendekatan terhadap Sang Dewi dengan menempuh proses belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Sosok cantik untuk menggambarkan Dewi Saraswati hanyalah sebuah arti simbolis, bahwa cantik itu menarik. Oleh sebab itu maka Dewi Saraswati merupakan dewi ilmu pengetahuan yang akan menyebabkan manusia tertarik untuk mempelajari-Nya. Ketertarikan disini bukanlah dari sisi fisik atau biologis, melainkan dilihat dari segi etik-religius.
2.      Genitri merupakan simbol dari kekekalan/keabadian dan tidak terbatasnya ilmu pengetahuan yang tidak akan habis untuk dipelajari. Genitri juga digunakan untuk melakukan aktivitas ritual yang disebut dengan japa mantra. Ini menunjukkan ilmu pengetahuan itu sangat luas, serta dipelajari secara terus-menerus baik melalui pendidikan formal maupun informal.
3.      Pustaka Suci/Lontar merupakan simbol dari ilmu pengetahuan suci. Pada hakekatnya ilmu pengetahuan tersebut baik untuk dipelajari. Setelah ilmu pengetahuan didapat maka penggunannya perlu disesuaikan dengan tepat dan berhasil guna sehingga menghasilkan manfaat yang berguna bagi kehidupan orang banyak.
4.      Teratai merupakan simbol kesucian dari Ida Sanghyang Widhi Wasa. Hal ini karena bunga taratai mempunyai keunikan tersendiri tumbuhnya bunga teratai di tiga alam: alam lumpur, alam air dan alam udara. Oleh sebab itu maka hidup dari bunga teratai di tiga alam yaitu alam Bhur, Bwah dan Swah yang disebut dengan tri buana. Walaupun hidup di alam air, bunga teratai tidak basah oleh air sehingga dipakai simbol kesucian serta bebas dari keterikatan.
5.      Angsa merupakan simbol dari kebijaksanaan. Hidupnya angsa tersebut juga dialam tiga alam dunia, air, darat, dan udara sebagai lambang kuasa dari Ida Sanghyang Widi Wasa. Angsa dalam mencari makan dapat memisahkan antara makanan dan lumpur. Dengan demikian angsa merupakan dari adanya sifat wiweka yang tinggi dapat membedakan atau memisahkan antara baik dan buruk, benar dan salah.
6.      Alat musik merupakan simbol budaya yang tinggi. Kesenian merupakan alat penghibur di saat pikiran sedang kacau atau mengalami kegelapan. Dalam hal ini ilmu pengetahuan dilambangkan sebagai alat musik yang bisa menghibur dikala kegelapan. Ilmu Pengetahuan juga merupakan simbol keindahan dinikmati sepanjang hidup.
2.2 Pemujaan Terhadap Dewi Saraswati 
Pemujaan terhadap Dewi Saraswati adalah sebuah cerminan Umat Hindu menjungjung tinggi ilmu pengetahuan. Banten Saraswati yang lumrah dipergunakan pada hari suci Saraswati adalah dalam bentuk Tamas yang kecil mungil dan sederhana. Banten ini biasanya dihaturkan pada lontar-lontar yang ditaruh dalam sebuah dulang. Begitu pula buku-buku bacaan pada hari itu dibantenin atau diupacarai. Tujuan daripada penghormatan ini adalah untuk rnemohon anugrah-Nya.
Bahan-bahan Banten Saraswati terdiri dari: Tamas, daun beringin, jajan cacalan yang berbentuk cecak, ituk-ituk, gendar pradnyan (bubur sumsum), daun cemara, pisang, tebu, tape gede, jajan uli, jajan begina, rerasmen wadah celemik, sampian sesayut, penyeneng alit dan canang sari.
Cara menatanya: Tamas diisi pisang 2 bulih dan tebu sibakan tugelan. Di tengah-tengahnya diisi tape gede. Disusuni jajan bagina dan jajan uli. Di teben diisi dengan cemaraituk-ituk diisi daun beringin yang salah satu daunnya sudah diisi gendar pradnyan. Kemudian paling atas adalah jajan cacalan Saraswati yang berbentuk cecak. ditemani pula dengan segehan kober. Setelah itu ada pula rerasmen, kemudian setelah semuanya lengkap, diisi penyeneng, sampian sesayut ukuran kecil dan canang sari. Dengan mantra sebagai berikut:
Om syam Siwam dewam mrtistam swaha,
Om nirwigna nama swaha, suka Sidyam nama swaha.
Om Kara krti prataman, akasa widyah saranam,
suka aksara winastam, prasama pada winatam.
Om sri sri sri Sarasati purneng purnaning prani ya nama swaha.
Om Sarasvati namas tubhyam, varade kama rupini siddhirambha karisyami,
siddhir bhantu me sada.
Pranamya sarva-devans ca,
Paramatmanam eva ca, rpa siddhi prayukta ya, Sarasvati namamy aham.

2.3 Makna Hari Raya Saraswati
Waktu yang tepat untuk mempelajari ilmu pengetahuan adalah saat kita masih muda. Ini bukan berarti orang yang sudah tua tidak baik untuk belajar. Karena saat kita masih muda mencapai puncak kekuatan baik pikiran, fisik dan kepekaan. Di samping itu pada masa muda beban hidup relatif masih sedikit sehingga banyak waktu luang untuk mempelajari ilmu pengetahuan dibandingkan dengan masa tua. Dalam ajaran Agama Hindu ada catur purusa artha sebagai jenjang kehidupan yang mesti dilalui yakni brahmacari, grehasta, saniasin dan wanaprasta. Pada masa brahmacari inilah merupakan masa belajar yang baik. Sedangkan untuk mencari artha, dan kama baik dicari pada masa greasta (hidup berumah tangga) yang berdasarkan atas darma. Hal ini tertuang dalam sastra yang berbunyi:
Yuaviva dharmaman vicched yuva
vittam yuva crutam,
Tiryyadbhavati vai dharbha utpatan
na ca viddyati
Matangnya deyaning wwang,
Pengponganikang kayowanan,
Panedeng ning awak,
Sadhanakena ri karja naning
dharma, artha, jnana, kunang apan
tan pada kacaktining atuha lawan rare,
Drstanta nahan yangalalang atuha,
Telas rumepa, marin alandep ika
Artinya:

Karena perilaku seseorang, hendaklah digunakan sebaik-baiknya masa muda, selagi badan sedang kuatnya, hendaklah dipergunakan untuk usaha menuntut dharma, artha, dan ilmu pengetahuan, sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda contohnya ialah seperti ilalang yang telah tua itu menjadi rebah, dan ujungnya tak lagi tajam.

Dari sloka di atas kita diajarkan wajib untuk menuntut ilmu pengetahuan sebanyak mungkin karena pada masa brahmacari merupakan dasar dari seluruh lapangan hidup yang akan ditempuh pada masa berikutnya. Masa berikutnya adalah masa greasta, wanaprasta dan sanyasin. Yang terpenting diusahakan pada masa brahmacari adalah ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan tersebut memegang peranan dalam menempuh kehidupan berikutnya. Pada masa brahmacari ini tidak bisa lepas dari peranan catur guru yakni guru rupaka (orang tua), guru wisesa (pemerintah), guru pengajian (guru di sekolah) dan guru swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).
Umat Hindu memuja Dewi Saraswati berarti memuja dan menjungjung tinggi ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Hal ini bertujuan agar ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki bermanfaat bagi diri sendiri masyarakat, lingkungan, nusa dan bangsa.

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dewi Saraswati mempunyai peranan yang sangat besar untuk memotifasi manusia untuk sadar bahwa ilmu pengetahuan sangat penting dalam kehidupan ilmu pengetahuan bagaikan obor yang menerangi untuk membebaskan diri dari kegelapan, kedukaan dan kemarahan yang merupakan sebab dari kesengsaraan. Berkat ilmu pengetahuan orang dapat mengurangi beban hidup serta menjadikan dirinya lebih mulia. Dengan berbekal ilmu pengetahuan orang dapat mengikuti perkembangan jaman (IPTEK).
Oleh sebab itu marilah kita tingkatkan bakti terhadap Dewi Saraswati dengan jalan memanjatkan segala doa puja kehadapan Beliau. Semoga Beliau berkenan menganugrahkan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada kita semua. Serta ilmu pengetahuan yang kita miliki dapat berdaya guna secara maksimal untuk kebaikan diri sendiri, masyarakat, maupun masa depan.

Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om,
Om A No Badrah Krtawo Yantu Wiswatah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar