HARI SUCI SARASWATI
(Memaknai Hari Saraswati)
Oleh: I Wayan Putu Januartawa, S.Pd.
Om Swastyastu
Om Awighnam astu Namasiwa Budhaya.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam Agama Weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai
dewi kebijaksanaan. Dalam
aliran Wedanta, Saraswati
di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan sakti dari Brahman.
Sebagaimana pada zaman lampau, ia adalah
dewi yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni. Para penganut ajaran Wedanta meyakini, dengan menguasai ilmu
pengetahuan dan seni, adalah salah satu jalan untuk mencapai moksa, pembebasan dari kelahiran kembali. Dewi
Saraswati digambarkan
sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan
perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia
tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa para
pelajar pada kesahajaan. Saraswati dapat digambarkan duduk atau berdiri di atas
bunga teratai, dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci darinya, yang mana
semua itu merupakan simbol dari kebenaran sejati.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hari Raya Saraswati
Kata Saraswati adalah sebuah nama suci
untuk menyebutkan sosok dewi ilmu pengetahuan. Kata Saraswati itu terdiri secara
etimologi berasal dari kata 'saras'
dan 'wati'. Kata "saras" yang juga berasal dari
urat kata Sansekerta "sr"
memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir.
Sedangkan kata "wati"
berarti yang memiliki. Jadi definisi Saraswati adalah sesuatu yang
memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus air kehidupan
dan ilmu pengetahuan. Dewi Saraswati
merupakan sakti dari Dewa Brahma.
Hari raya Saraswati dirayakan setiap
enam bulan (210 hari). sekali yaitu pada hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung. Dewi Saraswati merupakan simbolistis dari kekuatan Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam
menciptakan/menurunkan ilmu pengetahuan. Kekuatan Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam manifestasinya dilambangkan dengan
seorang dewi yang cantik bertangan empat dengan memegang alat musik, genitri,
pustaka suci, serta bunga teratai.
1. Wanita cantik merupakan simbol dari kekuatan yang indah,
menarik, lemah lembut dan mulia. Wanita yang mempunyai ciri-ciri tersebut
merupakan dambaan/idola setiap orang. Disini ada semacam proses keinginan untuk
mengadakan pendekatan secara utuh. Pendekatan ini merupakan pendekatan terhadap
Sang Dewi dengan menempuh proses
belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Sosok cantik untuk menggambarkan Dewi Saraswati hanyalah sebuah arti
simbolis, bahwa cantik itu menarik. Oleh sebab itu maka Dewi Saraswati merupakan dewi ilmu pengetahuan yang akan
menyebabkan manusia tertarik untuk mempelajari-Nya. Ketertarikan disini
bukanlah dari sisi fisik atau biologis, melainkan dilihat dari segi
etik-religius.
2. Genitri merupakan simbol dari kekekalan/keabadian dan
tidak terbatasnya ilmu pengetahuan yang tidak akan habis untuk dipelajari.
Genitri juga digunakan untuk melakukan aktivitas ritual yang disebut dengan japa mantra. Ini menunjukkan ilmu
pengetahuan itu sangat luas, serta dipelajari secara terus-menerus baik melalui
pendidikan formal maupun informal.
3. Pustaka Suci/Lontar merupakan simbol dari ilmu pengetahuan suci.
Pada hakekatnya ilmu pengetahuan tersebut baik untuk dipelajari. Setelah ilmu
pengetahuan didapat maka penggunannya perlu disesuaikan dengan tepat dan
berhasil guna sehingga menghasilkan manfaat yang berguna bagi kehidupan orang
banyak.
4. Teratai merupakan simbol kesucian dari Ida Sanghyang Widhi Wasa. Hal ini karena
bunga taratai mempunyai keunikan tersendiri tumbuhnya bunga teratai di tiga
alam: alam lumpur, alam air dan alam udara. Oleh sebab itu maka hidup dari
bunga teratai di tiga alam yaitu alam Bhur, Bwah dan Swah
yang disebut dengan tri buana. Walaupun hidup di alam
air, bunga teratai tidak basah oleh air sehingga dipakai simbol kesucian serta
bebas dari keterikatan.
5. Angsa merupakan simbol dari kebijaksanaan. Hidupnya angsa
tersebut juga dialam tiga alam dunia, air, darat, dan udara sebagai lambang
kuasa dari Ida Sanghyang Widi Wasa.
Angsa dalam mencari makan dapat memisahkan antara makanan dan lumpur. Dengan
demikian angsa merupakan dari adanya sifat wiweka
yang tinggi dapat membedakan atau memisahkan antara baik dan buruk, benar dan
salah.
6. Alat musik merupakan simbol budaya yang tinggi. Kesenian
merupakan alat penghibur di saat pikiran sedang kacau atau mengalami kegelapan.
Dalam hal ini ilmu pengetahuan dilambangkan sebagai alat musik yang bisa
menghibur dikala kegelapan. Ilmu Pengetahuan juga merupakan simbol keindahan
dinikmati sepanjang hidup.
2.2 Pemujaan Terhadap Dewi Saraswati
Pemujaan terhadap Dewi Saraswati adalah sebuah cerminan
Umat Hindu menjungjung tinggi ilmu pengetahuan. Banten Saraswati yang lumrah dipergunakan pada hari suci Saraswati
adalah dalam bentuk Tamas yang kecil mungil dan sederhana. Banten ini biasanya dihaturkan pada lontar-lontar yang ditaruh dalam
sebuah dulang. Begitu
pula buku-buku bacaan pada hari itu dibantenin
atau diupacarai. Tujuan daripada penghormatan ini adalah untuk rnemohon
anugrah-Nya.
Bahan-bahan Banten
Saraswati terdiri dari: Tamas,
daun beringin,
jajan cacalan yang berbentuk cecak,
ituk-ituk, gendar pradnyan (bubur sumsum), daun cemara, pisang,
tebu, tape gede, jajan
uli, jajan begina, rerasmen
wadah celemik, sampian
sesayut, penyeneng alit dan
canang sari.
Cara menatanya: Tamas diisi pisang 2 bulih dan tebu sibakan
tugelan. Di tengah-tengahnya diisi tape gede. Disusuni
jajan bagina dan jajan uli. Di teben diisi dengan cemara, ituk-ituk diisi daun beringin yang salah satu daunnya sudah diisi
gendar pradnyan. Kemudian paling atas adalah jajan cacalan
Saraswati yang berbentuk cecak. ditemani pula dengan segehan kober. Setelah itu ada pula rerasmen, kemudian setelah semuanya lengkap,
diisi penyeneng, sampian
sesayut ukuran kecil dan canang sari. Dengan mantra sebagai berikut:
Om syam Siwam dewam mrtistam swaha,
Om nirwigna nama swaha, suka Sidyam nama swaha.
Om Kara krti prataman, akasa widyah
saranam,
suka aksara winastam, prasama pada winatam.
Om sri sri sri Sarasati purneng purnaning
prani ya nama swaha.
Om Sarasvati namas tubhyam, varade kama
rupini siddhirambha karisyami,
siddhir bhantu me sada.
Pranamya sarva-devans ca,
Paramatmanam eva ca, rpa siddhi prayukta
ya, Sarasvati namamy aham.
2.3 Makna Hari Raya Saraswati
Waktu yang tepat untuk mempelajari ilmu pengetahuan adalah saat kita masih
muda. Ini bukan berarti orang yang sudah tua tidak baik untuk belajar. Karena
saat kita masih muda mencapai puncak kekuatan baik pikiran, fisik dan kepekaan.
Di samping itu pada masa muda beban hidup relatif masih sedikit sehingga banyak
waktu luang untuk mempelajari ilmu pengetahuan dibandingkan dengan masa tua.
Dalam ajaran Agama Hindu ada catur purusa
artha sebagai jenjang kehidupan yang mesti dilalui yakni brahmacari,
grehasta, saniasin dan wanaprasta. Pada masa brahmacari inilah merupakan masa belajar yang baik. Sedangkan untuk
mencari artha, dan kama baik dicari pada masa greasta (hidup berumah tangga) yang
berdasarkan atas darma. Hal ini
tertuang dalam sastra yang berbunyi:
Yuaviva dharmaman vicched
yuva
vittam yuva crutam,
Tiryyadbhavati vai dharbha utpatan
na ca viddyati
vittam yuva crutam,
Tiryyadbhavati vai dharbha utpatan
na ca viddyati
Matangnya deyaning wwang,
Pengponganikang kayowanan,
Panedeng ning awak,
Sadhanakena ri karja naning
dharma, artha, jnana, kunang apan
tan pada kacaktining atuha lawan rare,
Drstanta nahan yangalalang atuha,
Telas rumepa, marin alandep ika
Pengponganikang kayowanan,
Panedeng ning awak,
Sadhanakena ri karja naning
dharma, artha, jnana, kunang apan
tan pada kacaktining atuha lawan rare,
Drstanta nahan yangalalang atuha,
Telas rumepa, marin alandep ika
Artinya:
Karena perilaku seseorang, hendaklah digunakan sebaik-baiknya masa muda, selagi badan sedang kuatnya, hendaklah dipergunakan untuk usaha menuntut dharma, artha, dan ilmu pengetahuan, sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda contohnya ialah seperti ilalang yang telah tua itu menjadi rebah, dan ujungnya tak lagi tajam.
Dari sloka di atas kita
diajarkan wajib untuk menuntut ilmu pengetahuan sebanyak mungkin karena pada
masa brahmacari merupakan dasar dari
seluruh lapangan hidup yang akan ditempuh pada masa berikutnya. Masa berikutnya
adalah masa greasta, wanaprasta dan sanyasin. Yang terpenting diusahakan pada masa brahmacari adalah ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan tersebut
memegang peranan dalam menempuh kehidupan berikutnya. Pada masa brahmacari ini tidak bisa lepas dari
peranan catur guru yakni guru rupaka (orang tua), guru wisesa (pemerintah), guru pengajian (guru di sekolah) dan guru swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).
Umat Hindu memuja Dewi Saraswati berarti memuja dan
menjungjung tinggi ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Hal ini bertujuan agar
ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki bermanfaat bagi diri sendiri masyarakat,
lingkungan, nusa dan bangsa.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dewi Saraswati mempunyai peranan
yang sangat besar untuk memotifasi manusia untuk sadar bahwa ilmu pengetahuan sangat
penting dalam kehidupan ilmu pengetahuan bagaikan obor yang menerangi untuk membebaskan
diri dari kegelapan, kedukaan dan kemarahan yang merupakan sebab dari
kesengsaraan. Berkat ilmu
pengetahuan orang dapat mengurangi beban hidup serta menjadikan dirinya lebih
mulia. Dengan berbekal ilmu pengetahuan orang dapat mengikuti perkembangan
jaman (IPTEK).
Oleh sebab itu marilah kita
tingkatkan bakti terhadap Dewi Saraswati
dengan jalan memanjatkan segala doa puja kehadapan Beliau. Semoga Beliau
berkenan menganugrahkan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada kita semua. Serta
ilmu pengetahuan yang kita miliki dapat berdaya guna secara maksimal untuk
kebaikan diri sendiri, masyarakat, maupun masa depan.
Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om,
Om A No Badrah
Krtawo Yantu Wiswatah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar